Selasa, 20 Maret 2012
Share this Article on :

ITB Targetkan Pembuatan Mobil Listrik Rampung Awal 2014


BANDUNG, (PRLM).- Institut Teknologi Bandung menargetkan awal 2014 mendatang prototype mobil listrik yang diminta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa rampung. Dalam dua minggu ke depan, ITB akan menyampaikan proposal terkait riset dan pembuatan mobil listrik ini kepada Presiden dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaa Nasional.
"Ini adalah big project dan menjadi proyek nasional. Kemarin (Senin (19/3).red) empat perguruan tinggi yakni ITB, UI, UGM, dan ITS diundang, dan presiden meminta kami untuk memikirkan alternatif untuk mengatasi ketergantungan terhadap BBM. Presiden menantang PT untuk membangun mobil dan motor listrik. Di harapkan di awal 2014 bisa kita luncurkan," kata Rektor ITB Prof. Akhmaloka yang ditemui usai pembukaan Seminar Nasional Seni Rupa dan Kebudayaan "A.D Pirous dan Manfaat Seni Untuk Indonesia" di Aula Barat ITB, Jln. Ganesha Bandung, Selasa (20/3).
Menurut Akhmaloka, selama inipun, keempat perguruan tinggi ini termasuk ITB sudah merintis pembuatan kendaraan alternatif yang menggunakan bahan bakar listrik. Tahun ini pun di ajang Eco Marathon Sepang Malaysia, ITB akan ikut serta dengan menggunakan mobil listrik. "Terakhir di Eco Marathon kemarin, ITB juara pertama. Memang masih pakai BBM tapi hemat energi. Tahun ini kita mulai pakai mobil listrik. Dari situ kita kembangkan bersama-sama juga dengan PT lainnya," tuturnya.
Selain bersama tiga PTN, Akhmaloka menjelaskan, ITB juga bekerjasama dengan berbagai lembaga penelitian dan akan melibatkan kementrian lainnya. Sebab dalam pengembangan mobil listrik ini, PT hanya bertugas melaksanakan riset hingga menghasilkan prototype. Sementara terkait produksi dan berbagai perangkat pendukung lainnya harus dilaksanakan bersama kementrian lain.
"Dari prototype ke industri juga tidak mudah. Infrastruktur yang lain juga harus kita pikirkan. Membuat mobil listrik itu kendalanya di batere. Setiap menempuh 150-180 kilometer, baterenya harus dicas. Untuk ngecas ini harus ada pom bensinnya, atau pom listriknya. Jangan-jangan kalau di rumah listriknya tidak kuat. Karena ini proyek besar maka akan banyak lembaga yang dilibatkan. Kampus di riset sampai prototype, selanjutnya dari prototype ke pabrikasi ada kementrian lain," ujarnya.
Sesuai dengan permintaan presiden, kata Akhmaloka, kendaraan yang dihasilkan harus benar-benar buatan Indonesia. Bukan sekedar dirakit di Indonesia seperti yang sudah dilaksanakan selama ini. "Presiden inginnya made by Indonesia, dan made in Indonesia. Bukan hanya dibangun di sini," ucapnya.
Rencananya, menurut Akhmaloka, ITB akan mengembangkan beberapa akternatif kendaraan berbahan bahar listrik ini. Salah satunya adalah kendaraan berpenumpang empat orang. "Bentuknya seperti apa kita lihat nanti. Yang pasti ada tiga fakultas yang akan terlibat, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), dan Fakultas Seni Rupa dan Desain yang akan fokus pada desain kendaraannya. Kemarin saat diundang presiden, tiga dekan ini juga saya bawa," ungkapnya.
Akhmaloka menambahkan, proyek kendaraan berbahan bakar listrik ini menjadi salah satu alternatif yang dilakukan untuk mengubah mindset masyarakat. Agar ketergantungan terhadap BBM sedikit demi sedikit bisa dikurangi. "Siapapun presidennya pasti sangat tidak senang dengan kenaikkan harga BBM ini. Presiden seolah tersandera dengan kenaikan BBM ini. Makanya kami diminta tolong untuk ikut memikirkan agar presiden ini jangan tersandera dengan kenaikan BBM. Alternatifnya adalah energi baru dan terbarukan, serta kendaraan yang tidak mengkonsumsi BBM," ucapnya.
Sebelumnya, presiden SBY mengundang empat rektor PTN di Indonesia yakni ITB, UGM, UI, dan ITS ke Kantor Kepresidenan Jakarta, Senin (19/3). Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang solusi teknologi untuk mengurangi ketergantungan BBM. Ke empat rektor diajak untuk melakukan inovasi berupa pengembangan mobil bertenaga listrik. Presiden pun berharap pelincuran karya putra bangsa ini bisa dilaksanakan pada 2014 mendatang. (A-157/A-108)**
*


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar