Selasa, 24 Juli 2012
The Changcuters
 merupakan sebuah grup musik asal Bandung, Indonesia. Grup musik yang dibentuk pada tanggal 19 September 2005 ini beranggotakan Mohammad Tria Ramadhani alias Tria (vokalis), Muhammad Iqbal atau Qibil (backing vocal & gitaris), Arlanda Ghazali Langitan atau Alda (gitaris), Dipa Nandastyra Hasibuan atau Dipa (bassis), dan Erick Nindyoastomo alias Erick (drummer). Album pertamanya adalah Mencoba Sukses (2006) dan diikuti album kedua (repackaged) Mencoba Sukses Kembali dirilis pada tahun 2008. Band ini umumnya bergenre rock. mereka menamai aliran musik mereka "a'la kita garasi rock n roll".
Berdirinya band ini diprakarsai oleh Dipa, Tria dan Qibil yang teman sekampus. Mereka pun mengajak Alda dan Erick, yang juga teman Qibil main band saat SMU. Nama The Changcuters bukan bermakna jorok atau berasal dari Bahasa Sunda yang berarti pakaian dalam pria. Tapi berasal dari nama seorang sahabat, Cahya, yang popular di mata mereka lantaran lucu.
Nama The Changcuters mulai dikenal sejak membintangi iklan ‘’Flexi’’ dengan jargon ‘’beuuh’’. Sebelum itu, mereka telah merilis album pertama di bulan Agustus 2006 berjudul Mencoba Sukses. Album tersebut lahir dengan bantuan Uki Peterpan, termasuk dalam proses membuat master, proses duplicating kaset dan CD, jadwal studio rekaman dan biaya lainnya. Sayang album ini kurang sukses di pasaran. Lewat bantuan Uki pula The Changcuters bisa menembus Sony BMG. Setelah bergabung dengan Sony BMG, album kedua pun dirilis tahun 2008. Pada tahun yang sama, The Changcuters juga membintangi film berjudul The Tarix Jabrix. Tak hanya membintangi, beberapa soundtrack dalam film ini menggunakan lagu yang ada dalam album kedua mereka.

Diskografi

Filmografi

Soundtrack Film




0

Sejarah Peterpan Band

Sejarah Peterpan Band

Group Band Peterpan terbentuk berawal dari pertemuan Uki dan Ariel yang pernah satu kelas di SMPN 14 Bandung. Tadinya mereka nggak saling kenal. Bahkan keduanya nyaris adu jotos. Maklum Ariel sebagai anak baru udah bikin Uki kesel. Soalnya Ariel kalau ke sekolah suka bawa gitar segala. Udah gitu ikut-ikutan bisa menggambar pula sama seperti Uki.
Dari sinilah, mereka mulai meengasah kemampuannya dalam bermusik. Bersama gank-nya Uki, Ariel akhirnya jadi teman baik plus patner nge-jamnya. Puncaknya, mereka tergabung dalm band yang menamakan dirinya Papermint. Sayang, band yang diharapkan bisa bicara banyak ini malah kandas di tengah jalan. Keduanya pun sepakat untuk jalan sendiri-sendiri.
Cerita berlanjut ketika band kesayangan Andika, Beat Jr (biasa membawakan lagu-lagu The Beatles) dan Stupid Cupid (biasa membawakan musik-musik beraliran Britpop), terpaksa bubar. Andika yang waktu itu cinta mati sama band membentuk sebuah band lagi. Uki yang jago main gitar sejak kenal Ariel dirangkulnya. Karena kekurangan personil Uki najak sohibnya di SMP, ariel. Sementara gara-gara dikenalin temen tetangganya Andika, doi pun ngajak gabung Indra dan Ari. Tahun 1997, band ini pun resmi terbentuk dengan nama Topi. Anggotanya terdiri dari Ariel (vocal/gitar), Andika (vocal/keyboard), Uki (gitar), Indra (bas), dan arie (drum).
Tadinya, formasi bakalan solid. Maklum awalnya semua personil rajin untuk latihan. Sayang, gara-gara ada personil yang nggak serius, band ini terpaksa bubar. Semua personil membuat band sendiri-sendiri. Memang dasar jodoh, Andika pun memanggil semua personil kembali.
Lagi-lagi sial. Saat hati sudah sreg, Arie cabut karena alasan pribadi. Reza dan Loekman yang pernah main bareng dengan indra dan kakaknya, digandengnya.
Karena udah ganti personil baru, maka namanya diganti menjadi Peterpan. Arti nama Peterpan simpel banget, band ini ingin terbang seperti cerita dongeng Peterpan.
Tapi semua itu tiba-tiba sirna ketika pada tanggal 8 oktober 2006 indra sebagai pembetot bas menerima surat pemecatan dengan alasan yang tidak jelas diikuti oleh Andika pada posisi keyboard. Berhembus kabar kalau Ariel sang vokalis merupakan biang dari pemecatan ini. Menurut berbagai sumber Andika dengan berbesar hati meneriman pemecatan tersebut tapi yang sangat disesalkannya adalah kenapa indra rekannya itu juga dipecat. Dipihak lain sampai saat label tempat Peterpan bernaung belum memberikan konformasi yang jelas tentang konflik ditubuh band ABG tersebut. Ariel sendiri sampai saat ini masih belum memberikan komentar tentang gosip yang menyebutkan kalau dialah biang dari semua perpecahan yang ada ditubuh Peterpan.
Beberapa pentolan grup band lain seperti Piyu PADI, Kikan COKELAT, Ian RADJA yang menyesalkan pemecatan dua personil Peterpan tersebut. Mereka menganggap ini hanya kesalahpahaman belaka dan masih mungkin bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Titik Puspa yang juga pernah berduet serta bekerjasama dengan Peterpan juga menyesalkan hal tersebut tetapi beliau hanya mengatakan untuk tidak sampai terjadi konflik yang berkepanjangan dan semoga dapat diselesaikan secara arif dan bijaksana..
Tahun 2000 merupakan titik awal dalam perjalanan karir musik 6 anak muda Bandung ini, karena pada saat itulah mereka bersama-sama membentuk sebuah band yang kemudian diberi nama Peterpan. Formasi mereka saat itu adalah Andika (keyboard), Ariel (vokal), Uki (gitar), Lukman (gitar), Indra (bass), dan Reza (drum). Secara resmi, Peterpan terbentuk pada tanggal 1 September 2000.



Harapannya sederhana. Mereka hanya ingin menjadi home band cafe ternama. Tahun 2001, Peterpan mulai merambah beberapa cafe antara lain O’Hara Tavern dan Sapu Lidi yang menjadi tempat mereka menyajikan lagu-lagu alternative rock, seperti Pearl Jam, Creed, Cold Play, dan lain lain. Permainan mereka menarik perhatian Noey Java Jive yang sedang mencari band baru untuk album kompilasi dari Musica Studios. 

Mereka mengirimkan demo berisi 3 lagu, yaitu Sahabat, Mimpi yang Sempurna dan Taman Langit. Akhirnya lagu Mimpi yang Sempurna terpilih untuk mengisi album kompilasi Kisah 2002 Malam. Mimpi yang Sempurna menjadi lagu andalan album kompilasi ini dan mendongkrak angka penjualan hingga 150.000 kopi. Lagu ini masuk ke dalam jajaran tangga musik di banyak radio nasional, dan menjadi lagu wajib para pengamen jalanan. Suatu harapan lain dari Peterpan mulai terwujud sedikit demi sedikit. Musik mereka mulai beterbangan dan bisa dinikmati oleh hampir semua orang di seluruh negeri.



Sukses tersebut membuka kesempatan baru bagi Peterpan. Tahun 2003, Peterpan, di bawah label Musica Studio, meluncurkan debut album Taman Langit. Dengan variasi sound yang apik, kesederhanaan lirik, kekhasan vocal Ariel yang disajikan Peterpan dalam album debut ini, musik Peterpan dengan mudah meresap di telinga penggemar musik Indonesia. Album debut Taman Langit meraih penghargaan Multi Platinum Award dan SCTV Award sebagai Album dan Band Pendatang Baru ngetop.



Mei 2004, Peterpan kembali masuk studio rekaman untuk mempersiapkan album ke-2 mereka yang direncanakan rilis pada bulan Agustus. Dalam tahap akhir persiapan album, demi penghargaan mereka pada para sahabat Peterpan, mereka menggelar konser di 6 kota di Jawa dan Sumatera dalam waktu 24 jam pada tanggal 18 Juli 2004. Konser bertajuk “Breaking The Record, Konser Untuk Sahabat” dimulai di Medan, lalu dilanjutkan ke Padang, Pekanbaru, Lampung, Semarang, dan diakhiri di Surabaya. Konser ini juga diakui sebagai salah satu rekor MURI.



Agustus 2004, Peterpan merilis album ke 2 Bintang di Surga. Seminggu setelah peluncuran album, Bintang di Surga mencapai angka penjualan 1 juta copy dengan single pertama Ada Apa Denganmu. Sebutan A Phenomenon Band pun melekat pada Peterpan, yang kemudian mensejajarkan Peterpan dengan band-band papan atas di negeri ini. Pada masa kritis industri musik Indonesia, album Bintang di Surga berhasil mencapai angka penjualan 3 juta kopi, dan meraih penghargaan demi penghargaan. Tak kurang dari 13 penghargaan dari dalam dan luar negeri diraih oleh Peterpan lewat album Bintang di Surga, diantaranya 7 penghargaan AMI AWARD, 2 SCTV Award, Triple Platinum Award, dan Platinum Berkembar Enam dari Malaysia, serta MTV Music Award pada tahun 2005.



September 2005, Peterpan merilis Album Soundtrack film Alexandria, dan lagi-lagi meraih Multi Platinum Award untuk penjualan album soundtrack tersebut dan SCTV Award. Single pertama , tak hanya menembus tangga lagu nasional, tetapi juga dibajak oleh musisi India, diaransemen ulang dan diubah liriknya ke dalam bahasa India. Lagu …. Versi India tersebut dinyanyikan , kemudian masuk dalam tangga lagu nasional India dan menjadi soundtrack film.



Juni 2006, setelah menghadiri penganugrahan MTV Music Award mereka yang ke 2, Peterpan memutuskan rehat panjang untuk mempersiapkan album ke 3 yang rencananya akan dirilis akhir tahun. Tetapi kondisi dan situasi yang terjadi di dalam tubuh Peterpan membuat rencana tersebut tak dapat berjalan.



Oktober 2006, Peterpan retak. Indra dan Andika keluar dari Peterpan, karena adanya ketidaksamaan visi dalam bermusik dengan, Ariel, Uki, Lukman, dan Reza. Masalah demi masalah bermunculan menghantam Peterpan. Tetapi 4 personil yang tersisa di Peterpan tetap bersemangat untuk menyelesaikan album ke 3 mereka.


Mei 2007, setelah vakum hampir 1 tahun, Peterpan merilis album ke 3, Hari yang Cerah. Gaya bermusik dan aransemen yang agak berbeda dari album-album sebelumnya, Peterpan semakin memperlihatkan kematangan mereka dalam bermusik. Pada album ini, Peterpan melibatkan 2 additional band, David (keyboard) dan Lucky (bass). Saat ini, album Hari Yang Cerah telah membukukan angka penjualan di atas 500.000 copy. Di sela-sela jadwal promo yang padat, Peterpan mendapat undangan untuk mewakili Indonesia di ajang Asia Song Festival yang ke-4 di Korea Selatan pada September lalu. Dari Korea, Peterpan membawa oleh-oleh penghargaan Best Contribution Award.

Waktu dan perjalanan yang panjang...sejak 6 orang anak muda Bandung mengawali karir musik mereka lewat sebuah album kompilasi Kisah 2002 Malam, lewat sebuah lagu berjudul Mimpi yang Sempurna. 
To be continued ...
 
Kisah 2002 
Malam
Kisah 2002 Malam (2002)

Taman Langit
Taman Langit (2003)

Bintang di Surga
Bintang di Surga (2004)

Menunggu Pagi Ost.Alexandria
Ost.Alexandria (2005)

Hari yang Cerah
Hari yang Cerah (2007)

Sebuah Nama Sebuah Cerita
Sebuah Nama Sebuah Cerita (2008)

Kamis, 05 Juli 2012

Sejarah Moonraker Speed Mania

Moonraker Speed Mania
  Kita mulai saja dengan Moonraker. Inilah konon ruh dari semua geng motor di Bandung. Moonraker lahir pada tahun 1978. Sel-sel komunitas ini, dirajut oleh tujuh orang pemuda yang sama-sama hobi balap.

Nama “Moonraker” diambil dari salah satu judul film James Bond yang kondang ketika itu. Awalnya mereka mengusung bendera berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di tengahnya. Namun, karena pemerintah Indonesia saat itu melarang ideologi tertentu yang identik komunisme (yang bersimbolkan palu arit), mereka lalu mengganti bendera kebanggaannya dengan warna merah-putih-biru, bergambar kelelawar. Gambar ini mereka adopsi dari lambang “Hell Angel”, sebuah kelompok motor di Amerika Serikat. Kelompok ini konsisten dengan sistem keorganisasiannya. Setiap tahun ada penggantian kepengurusan dan membuat program-program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap, Panglima Perang (Paper), dan Tim SWAT atau regu penyelamat.

“Panglima Perang” mungkin terdengar unik dalam sebuah organisasi pencinta motor. Istilah ini biasanya digunakan oleh lembaga keamanan atau kelompok bersenjata. Di Moonraker sendiri, Panglima Perang bertugas mengkoordinir anggota pada saat terjadi tawuran, atau sebagai pembuat keputusan pada saat terjadi bentrok dengan kelompok lain. Jika ada keputusan perang, informasi menyebar ke seluruh anggota paling lama dalam waktu 24 jam.

Bagi para pembangkang yang melanggar tata tertib organisasi, sudah disiapkan tempat yang mereka sebut dengan nama “Sel 13,” semacam mahkamah pengadilan. Tempat ini paling dihindari oleh semua anggota. Jangan mengharap sebuah proses hukum layaknya sebuah lembaga pengadilan. Di sini para pembangkang itu akan mendapat penyiksaan dari senior-seniornya.

Kategori pelanggaran itu antara lain memakai dan mengedarkan narkoba, bertindak melanggar hukum dan menjalin hubungan kasih dengan sesama anggota Moonraker. Pengikut Moonraker semakin lama, terus membengkak. Kini tercatat anggotanya mencapai ribuan bahkan jutaan orang, tersebar di berbagai wilayah.

Menurut Dandy Alfandy, salah satu pentolan Moonraker, sejak awal kelompok ini berorientasi pada balapan. Konflik dengan geng XTC (musuh terbesar Moonraker) pertama kali dipicu saat berlangsung kompetisi Road Race piala Djarum Super tahun 90-an. Persoalannya sepele saja, hanya senggol-menyenggol di arena balapan, entah siapa yang memulai. Puncaknya, terjadi tawuran besar-besaran antara ke dua geng ini pada tahun 1999. Satu orang meninggal dunia pada peristiwa itu. Hingga kini dendam sejarah itu masih mengendap dari generasi ke generasi.